Dahsyatnya Cinta Pertama

Cinta pertama, kesannya sering dianggap hebat. Waima manis mahu pun pahit, cinta pertama akan tetap berbekas di hati hingga ke hujung nyawa. Tanpa mengira usia diri ketika hadirnya cinta pertama, kesannya pasti menjadi catatan yang tidak akan terpadam daripada diari memori seseorang. Betapa kehebatannya menjadi arca abadi dalam hidup orang yang mengalaminya.

Cinta pertama biasanya hadir ketika usia masih hijau. Muda dan mentah untuk menguruskannya dengan betul. Apatah lagi ketika itu darah muda sering mendorong diri untuk menanggapi cinta pertama sebagai momen terbaik yang harus diraih hingga terkadang alpa, lantas memesongkan diri dari landasan agama. Ini menyebabkan cinta pertama itu umpama perangkap yang akan menjerat diri di lembah kemaksiatan. Sedangkan agama tidak pernah menyebut tentang cinta pertama. Agama Islam tidak pernah menyeru umatnya untuk mereguk cinta pertama, melainkan mengajar umatnya untuk mendirikan rumahtangga apabila kemampuan menjadi miliknya.

Justeru wajar sekali buku ini dihayati untuk kita anak muda khususnya mengambil iktibar dan pedoman dalam menanggapi cinta pertama. Tatkala bunga-bunga cinta mekar di taman hati, ingatlah betapa ia bukan sekadar anugerah rasa dari Allah, bahkan ia adalah duri-duri ujian yang sedang menduga usia muda kita.